Maros, Laki P. 45 News, Menelusuri lorong-lorong jalan di tengah Kota Maros, terutama di sepanjang Arah Utara, sisi kanal Lorong Babul Hasana, situasi yang dihadapi saat ini cukup memprihatinkan. Saat musim kemarau, bau menyengat tercium begitu jelas akibat keringnya saluran air kanal dan banyaknya tumpukan sampah yang mudah dilihat oleh siapa pun yang melintas di kawasan tersebut. Masalah ini diperparah oleh kondisi kanal yang semakin dangkal karena tumbuhnya rumput ,penumpukan sampah dan material lain.
Saluran kanal ini kemungkinan merupakan tanggung jawab Provinsi. Akan tetapi, hal ini jangan sampai menjadi alasan bagi pemerintah setempat untuk menutup mata melihat kondisi ini, terlebih lagi saat Pemerintah Kabupaten Maros sedang gencar menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
Berdasarkan pantauan Arif, Anggota Laki P.45 Maros Mengatakan, hampir sepanjang kanal yang menghubungkan Lorong Babul Hasana hingga Kanal Jln. Sanrima telah mengalami pendangkalan. Oleh karena itu, ada urgensi untuk melakukan pengerukan dan pembersihan, terlebih mengingat musim penghujan akan segera tiba. Idealnya, pengerukan tersebut dilakukan saat musim kemarau.
Jika memang anggaran dari Provinsi belum tersedia, menggali solusi alternatif seperti gotong royong bersama antar warga sekitar dapat menjadi opsi yang layak. Seperti peribahasa mengatakan, ketika ada kemauan, pasti ada jalan. Dalam kasus ini, pemahaman dan partisipasi warga terhadap pemeliharaan saluran air menjadi kunci, serta kesadaran akan dampak jangka panjang terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif.
Selain itu, pemerintah setempat perlu lebih proaktif dalam mengatasi masalah ini. Hal ini mencakup koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan provinsi, serta peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Intervensi dalam bentuk program pengelolaan sampah yang lebih baik dan penegakan hukum pada mereka yang mencemari air juga dapat menjadi langkah yang efektif.
Untuk mengatasi masalah tersebut, berikut ini adalah beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan individu:
1. Koordinasi antar-pemerintah: Pemerintah daerah dan provinsi perlu meningkatkan koordinasi dan komunikasi dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini termasuk menyelaraskan anggaran dan aksi penanganan yang efisien untuk pengerukan dan pembersihan kanal.
2. Pendidikan dan penyuluhan: Melakukan kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air, baik melalui papan pengumuman, media sosial, atau kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar seperti kelurahan atau masjid yang dapat mengajak masyarakat untuk secara aktif menjaga kebersihan.
3. Program pengelolaan sampah: Pemerintah perlu membuat program pengelolaan sampah yang telah terintegrasi, seperti penyediaan tempat sampah di lokasi strategis, penegakan hukum terhadap pelanggar, dan edukasi mengenai pemilahan sampah sejak dini.
4. Gotong royong: Mengajak masyarakat untuk melaksanakan kegiatan gotong royong dalam membersihkan kanal dan perbaikan saluran air. Ini dapat dilakukan secara berkala setiap beberapa bulan sekali, dan akan lebih efektif jika melibatkan pemangku kepentingan setempat seperti tokoh agama, RT/RW, dan organisasi masyarakat.
5. Inisiatif individu: Setiap individu dapat berkontribusi dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke dalam kanal. Selain itu, menciptakan inisiatif seperti mengadakan lomba kebersihan lingkungan atau komunitas yang mengedepankan pelestarian lingkungan juga akan menjadi langkah positif.
6. Solusi teknologi: Pemerintah dan peneliti dapat menggali dan mengimplementasikan teknologi yang dapat membantu mengatasi masalah pendangkalan kanal. Misalnya, teknologi pengerukan yang lebih efisien atau sistem pengolahan air limbah yang lebih ramah lingkungan.
7. Infrastruktur yang ramah lingkungan: Mendesain dan membangun infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, seperti memastikan saluran air memiliki sistem penahan sampah atau membentuk jalur hijau sebagai penyerap air hujan.
Dengan menggabungkan beberapa langkah konkret di atas, diharapkan masalah pendangkalan kanal dan pencemaran lingkungan dapat berkurang secara signifikan. Hal ini memerlukan kerja sama dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.( Hadi )